Halaman

Sabtu, 04 Agustus 2012

makalah kliping IPS persebaran flora dan fauna

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia pada dasarnya adalah negara yamg kaya akan keaneka ragaman flora dan fauna. Dari Sabang hingga Merauke sungguh kaya akan keanekaragaman flora dan fauna yang memiliki ciri khas tersendiri yang sangat unik. Tetapi sekarang banyak flora dan fauna di Indonesia yang hampir punah.
Harimau jawa, badak jawa, gajah sumatra, orang utan, dan banteng adalah beberapa contoh binatang langka yang perlu dilindungi. Binatang-binantang tersebut memiliki masa tumbuhan dan perkembangan yang lama (beberapa tahun). Dari sejak binatang tersebut dilahirkan sampai binatang tersebut dewasa dan mampu berkembang biak memerlukan waktu yang lama. Selain itu, jumlah keturunan yang dihasilkan oleh binatang-binatang tersebut juga sedikit. Akibatnya, apabila ada jenis binatang tersebut yang mati akan sulit tergantikan sebab diperlukan waktu yang lama untuk melahirkan anak. Cobalah kalian bandingkan dengan nyamuk. Masa pertumbuhan dan perkembangan nyamuk sangat singkat (hanya beberapa hari). Dari sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa yang bisa menghasilkan keturunan yang sangat banyak jumlahnya. Oleh karena itu, sekalipun hampir setiap hari banyak nyamuk yang mati terbunuh, namun nyamuk tidak punah.
Raflesia arnoldi , anggrek hitam adalah contoh dari sekian banyak tumbuhan di Indonesia yang sudah hampir punah. Raflesia di percaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit sehingga banyak orang yang mencari dan akhirnya persediaan di alam semakin menipis maka pemerintah menegakkan bahwa siapa saja yang menjual atau mengambil bunga raflesia arnoldi, akan di kenai sangsi dan denda sesuai perbuatan.
Jika di tanya berapa flora dan fauna Indonesia yang punah maka kita menjawab ratusan flora dan fauna di Indonesia akan punah jika pemerintah tidak menindak tegas penyalahgunaan flora dan fauna di Indonesia. Indonesia memiliki 7500 jenis burung. 2000 jenis reptil , 1000 jenis amfibi. 250000 jenis serangga, 8500 jenis ikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Sejarah Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Faktor Peristiwa Glasial-Interglasial (Geologi)

Zaman es adalah suatu waktu di mana suhu iklim bumi turun menyebabkan peningkatan jumlah pembentukan es di kutub dan gletser gunung.
Zaman es adalah waktu suhu menurun dalam jangka masa yang lama dalam iklim bumi, menyebabkan peningkatan dalam keluasan es di kawasan kutub dan gletser gunung. Secara geologis, zaman es sering digunakan untuk merujuk kepada waktu lapisan es di belahan bumi utara dan selatan; dengan denifisi ini kita masih dalam zaman es. Secara awam, dan untuk waktu 4 juta tahun kebelakangan, definisi zaman es digunakan untuk merujuk kepada waktu yang lebih dingin dengan tutupan es yang luas di seluruh benua Amerika Utara dan Eropa.
Penyebab terjadinya zaman es salah satunya adalah akibat terjadinya proses pendinginan aerosol yang sering menimpa planet bumi. Letusan gunung Krakatau adalah salah satu contohnya dalam skala kecil sedangkan salah satu teori kepunahan dinosaurus (tumbukan Chicxulub) adalah salah satu contoh skala besar.
Zaman Es Terakhir
Dari segi pandang sudut di atas, zaman es terakhir dimulai sekitar 20.000 tahun yang lalu dan berakhir kira-kira 10.000 tahun lalu atau pada awal kala Holocene (akhir Pleistocene). Proses pelelehan es di zaman ini berlangsung relatif lama dan beberapa ahli membuktikan proses ini berakhir sekitar 6.000 tahun yang lalu.
Zaman Es di Nusantara
Ketika zaman es, pemukaan air laut jauh lebih rendah daripada sekarang, karena banyak air yang membeku di daerah kutub. Kala itu Laut China Selatan kering, sehingga kepulauan Nusantara barat tergabung dengan daratan Asia Tenggara. Sementara itu pulau Papua juga tergabung dengan benua Australia. Setelah peristiwa pelelehan es tersebut, gelombang migrasi manusia ke Nusantara mulai terjadi.
     Dari teori ini pun kami berpendapat bahwa sebenarnya ada sejumlah mahluk hidup yang sejenis yang tinggal pada satu tempat yang sama pada jaman es. Saat es mencair dan daratan terpencar dan didukung peristiwa – peristiwa alam lainnya, kami berpendapat bahwa flora atau fauna yang bersatu tadi menjadi terpisah di daerah yang berbeda, contonya kemiripan pada gajah Sumatera dan Gajah di Thailand, karena meletusnya Gunung Krakatau, gajah itu pun terpencar.
    Ini juga dibuktikan dengan wilayah Indonesia yang menjadi tiga bagian berdasarkan jenis hewannya, barat, peralihan, dan timur. Dimana, pada setiap bagian memiliki hewan-hewan dengan ciri-ciri yang khusus terutama pada bagian fisiknya.
    Keanekaragaman dan perbedaan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh keadaan alam, gerakan hewan dan rintangan alam. Fauna atau dunia hewan di Indonesia digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan pengelompokan oleh Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber.

Dahulu pulau-pulau Pulau Sumatra,Kalimantan, Jawa, dan pulaupulau kecil di sekitarnya. merupakan satu daratan dengan Semenanjung Malaka (Benua Asia), sehingga flora dan faunanya dapat berkembang dan berpencar secara bebas. Ketika Sumatra Kalimantan, dan Jawa terpisahdari Benua Asia, maka masing masing daerah tersebut membawa perwakilan jenis flora dan fauna yang sama.Oleh karena itu, jenis fauna di wilayah Indonesia bagian Barat disebut juga dengan jenis fauna Asiatis. Hal ini terjadi juga karena peristiwa pelelehan es tersebut.
Pulau Papua, Kepulauan Aru, dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Dahulu pulau-pulau tersebut merupakan satu kesatuan dengan Benua Australia sehingga flora dan faunanya dapat berkembang dan berpencar secara bebas. Ketika Papua dan beberapa pulau lainnya terpisah dari Benua Australia, maka daerah-daerah tersebut membawa perwakilan jenis flora dan fauna yang sama. Oleh karena itu, jenis fauna di wilayah Indonesia bagian Timur disebut juga dengan jenis fauna Australis
Secara singkat, sejarahnya adalah sebagai berikut
              Jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia sangat terkait dengan sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat.
Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia. Begitu pula dengan flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi, Indonesia pada masa itu menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia.
Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.
Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan penelitian mengenai penyebaran hewan bagian Barat dengan hewan di Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai dari Selat Lombok sampai ke Selat Makasar. Oleh sebab itu, garis batasnya dinamakan garis Wallace. Batas ini bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang dan tumbuhan dari Asia ke Indonesia. Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber, berdasarkan penelitiannya tentang penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia ke Indonesia bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber. Sedangkan daerah di antara dataran Sunda dan dataran Sahul oleh para ahli biografi disebut daerah Wallace atau daerah Peralihan. Mengapa disebut daerah Peralihan? Karena di daerah ini terdapat beberapa jenis hewan Asia dan Australia, jadi merupakan daerah transisi antara dataran Sunda dan dataran Sahul.



B.Faktor-faktor yang Memengaruhi Flora Dan Fauna Di Indonesia
         
a.    Iklim (klimatik)
Iklim berpengaruh besar terhadap kehidupan. Unsur-unsur iklim sebagai berikut:
 1. Suhu

Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.

 2. Kelembaban udara

Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat basah.Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
-Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah, misalnya kaktus.
-Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.
-Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air
-Tropophyta (Tropofit), yaitu jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan tumbuhan khas iklim muson tropik. Kaktus Anggrek Lotus Cendawan/jamur

 3. Angin 

Angin sangat membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan, sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Bahkan ada tumbuhan tertentu yang penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis rumput-rumputan.

4. Curah hujan 

Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan membentuk karakter yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan makanan bagi hewan. Misalnya, di daerah padanh rumput akan terdapat hewan khas seperti kijang, biri-biri, dan sapi, sedangkan hewan pemangsanya adalah singa dan harimau.

5.Edafik

Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur



C.Pengkelompokan Persebaran Flora Dan Fauna Di Indonesia
          Persebaran flora dan fauna di Indonesia di bagi berdasarkan garis weber dan wallace berikut gambar petanya :
da.jpg
          Fauna dan flora Indonesia barat dengan Indonesia tengah di batasi oleh garis wallace. Sedangkan flora dan fauna indonesia tengah dengan indonesia timur di batasi oleh garis weber.
Persebaran Fauna di Indonesia
            Hewan yang hidup di wilayah Indonesia termasuk hewan asiatis (Indonesia Barat), australis (Indonesia Timur), hewan yang memiliki sifat campuran, dan hewan asli Indonesia. Beberapa hewan yang terdapat di Indonesia termasuk hewan langka sehingga perlu dilindungi.
                                    Fauna di Indonesia di bagi menjadi 3 yaitu :
1. Fauna Indonesia barat
Fauna Indonesia barat adalah berbagai jenis hewan yang terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Macam-macam fauna Indonesia barat sebagai berikut



2. Fauna Indonesia tengah
Fauna yang terdapat di Indonesia tengah adalah jenis fauna peralihan antara fauna asiatis dan fauna australis. Selain itu juga terdapat fauna asli Indonesia. Fauna Indonesia tengah meliputi berbagai jenis hewan yang terdapat di pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara. Fauna Indonesia tengah sebagai berikut.
a1.jpg
Gambar : contoh gambar untuk Fauna Indonesia Bagian tengah 1. Burung Maleo
2. Anoa
3. Komodo
4. Kus-Kus
3. Fauna Indonesia timur
Fauna Indonesia timur meliputi jenis-jenis fauna yang ditemukan di Papua, Maluku, dan pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia timur bercorak australis. Berikut ini fauna Indonesia timur.
http://tugino230171.files.wordpress.com/2011/10/fauna-ind-timur.png?w=593
ds.jpg
          Gambar : contoh gambar fauna indonesia bagian timur : 1)kakak tua
2)burung Maleo
3) kanguru

Persebaran Flora di Indonesia
1. Flora Indonesia barat
Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman yang tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis flora Indonesia bagian barat memiliki persamaan dengan tumbuhan yang terdapat di Asia.
Jenis-jenis tumbuhan yang ada di Indonesia bagian barat sebagai berikut : pinus, kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin, dan raflesia jati meranti, mahoni, beringin, pinang,dan bugenvil ramin, kamper, meranti, besi, jelutung, bakau, pinus, dan rotan markisa, rambutan, duku, durian, manggis, kemenyan, salak, bambu, karet, kelapa sawit, dan rotan nangka, tumbuhan jamu, jarak, kina, jambu, durian, salak, dan cempedak langsat, rambutan, dan durian
            # Flora di Indonesia bagian Barat :
  • banyak terdapat jenis meranti-merantian
  • terdapat berbagai jenis rotan
  • tidak memiliki gutan kayu putih
  • memiliki jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) yangsedikit
  • memiliki jenis tumbuhan sagu yang sedikit
  • memiliki berbagai jenis nangka
download (1)-horz.jpg
Gambar : raflesia arnoldi & cempedak langsat
2. Flora Indonesia tengah
Flora Indonesia tengah meliputi tumbuhan yang terdapat di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara terdapat padang rumput alami yang baik untuk daerah peternakan ada pula stepa dan sabana, Sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh ditumbuhi pohon-pohon perduatau semak belukar. Sabana banyak terdapat di Nusa Tengga Barat dan NusaTenggara Timur, yang curah hujannya tidak tinggi. Di daerah ini ternak dikembangbiakkan secara bebas. Karena itu daerah ini merupakan penghasil ternak,seperti sapi, kambing dan kuda. Sedangkan stepa adalah Stepa adalah padang rumput yang relatif luas tanpa adanya pohon-pohon perdu atausemak belukar. Daerah ini dijumpai di dataran yang sangat sedikit curah hujannyaseperti di Nusa Tenggara Timur
. Penyebabnya adalah curah hujan yang rendah. Jenis tumbuh tumbuhan atau flora Indonesia tengah adalah sebagai berikut :eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan, dan beberapa jenis bunga anggrek jati, sandelwood, akasia, cendana, dan beberapa jenis bunga anggrek sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu putih, dan anggrek markisa, jati, dan rotan lada, sorgum, cokelat, cengkeh, salak, dan jeruk bali sagu, gandaria, kayu putih
sss.jpg
Gambar : pohon cokelat dan sorgum

3. Flora Indonesia timur
Flora Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang sering dijumpai di Papua adalah jenis conifera seperti agatis alba dan obi. Di daerah dataran rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau. Daerah ini termasuk kawasan Flora Australis
# Flora di Indonesia bagian Timur :
  • memiliki jenis meranti-merantian yang sedikit
  • tidak memiliki rotan
  • terdapat hutan kayu putih
  • memiliki berbagai jenis tumbuhan matoa (khususnya di Papua)
  • memiliki banyak tumbuhan sagu
  • tidak terdapat jenis nangka.
sssssss.jpg
Gambar : anggrek dan pohon obi